Batu, SERU.co.id – Memasuki libur Lebaran, Jawa Timur Park (JTP) Group kembali menambah pelayanan terhadap para pengunjung setianya. Seiring dengan makin semaraknya era digitalisasi, manajemen JTP Group juga beradaptasi dengan membuat terobosan baru. Pengunjung pun tetap bisa menikmati semua fasilitas dengan praktis secara digital.
Marketing and Public Relation Manager Jatim Park Group, Titik S. Ariyanto mengatakan, Indonesian Heritage Museum di Jawa Timur Park 1, ikut menyambut para pengunjung di era new normal Lebaran 2022, setelah 2 tahun pandemi. Museum sejarah nenek moyang bangsa itu, telah mempersiapkan teknologi Auto Self Guided (ASG) Tour bagi para pengunjung. Di museum ini, tamu bisa menyaksikan koleksi ribuan peninggalan artefak, yang tertataeksotis dari Sabang sampai Merauke.
“Meski nantinya status pandemi sudah beralih ke endemi, kesehatan dan kenyamanan. Pengunjung tetap menjadi prioritas utama,” seru Titik.
Titik melanjutkan, aplikasi ASG Tour dapat memberikan informasi tentang isi satu museum atau wahana dengan penjelasan secara jelas dan rinci tentang sejarah dan informasi penting dari setiap zona. Teknisnya, Gadget pengunjung hanya perlu terhubung ke dalam layanan pada internet melalui tautan link nama museum atau zona yang dimaksud. Di Jepang, layanan seperti ini, wisatawan harus merogoh kocek 500 Yen dan meninggalkan identitas, sementara di Jatimpark gratis.
“Di Jatim Park, pengunjung tidak perlu membayar lagi dan cukup terhubung dengan tautan link untuk dapat menikmati layanan tersebut,” cetusnya.
Titik mencontohkan, sebuah patung batu bernama Leti, digunakan sebagai upacara penyembahan di zaman animisme. Patung yang ditemukan di Kepulauan Yene, Maluku itu, akan terlihat bekas darah tercurah di permukaan lapisan batu tersebut, apabila tersorot lampu tertentu. Patung ini bisa dilihat pengunjung di zona Nusa Tenggara Timur.
Beda lagi cerita yang bisa didapatkan dari patung Loro Blonyo, asal Jawa Tengah. Patung raksasa ini, dipercaya sebagai lambang cinta kasih sepasang suami istri. Sebuah pameo dipercaya, jika siapapun berdoa di depan patung raksasa tersebut, harapannya dapat terkabul.
“Dengan adanya inovasi ini, diharapkan bisa menarik minat pengunjung untuk belajar dan berekreasi. Tanpa takut kebingungan mengenai informasi yang ada di area tempat wisata , khususnya pada Indonesian Heritage Museum,” tukasnya. (dik/rhd)