Gallery

The galleries at the Indonesian Heritage Museum display various collections that illustrate the richness of Indonesian culture, ranging from ancient statues, traditional masks, to scriptures that have high historical value. Each collection reflects the uniqueness and diversity of cultures that developed in various regions in Indonesia. Through this exhibition, visitors can better understand how Indonesia’s art and traditions are strongly intertwined, as well as the important role these objects played in the lives of Indonesians in the past. The gallery provides a deep insight into the long journey of Indonesian culture that is rich in spiritual, aesthetic and historical values.

(Indonesian Version)

Galeri di Indonesian Heritage Museum menampilkan berbagai koleksi yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia, mulai dari patung-patung kuno, topeng tradisional, hingga kitab suci yang memiliki nilai sejarah tinggi. Setiap koleksi mencerminkan keunikan dan keberagaman budaya yang berkembang di berbagai daerah di Indonesia. Melalui pameran ini, pengunjung dapat lebih memahami bagaimana seni dan tradisi Indonesia terjalin dengan kuat, serta peran penting objek-objek tersebut dalam kehidupan masyarakat Indonesia di masa lalu. Galeri ini memberikan wawasan mendalam tentang perjalanan panjang budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai spiritual, estetika, dan sejarah.

1. A Pair of Loro Blonyo (Sekelompok Loro Blonyo)

Material : Wood

Estimate : Ca 17 Century

Origin : Ponorogo, East Java

Description : A pair of loro blonyo statues come from a village in Ponorogo which is believed to be the embodiment of an ancestral pair who is believed to be able to protect, help and cure various diseases, which is said according to the story if someone is sick then take a little from the face of the statue and give a prayer. a ritual then the disease will be cured.

(Indonesian Version)

Bahan: Kayu

Perkiraan: Sekitar Abad ke-17

Asal: Ponorogo, Jawa Timur

Deskripsi: Sepasang patung loro blonyo berasal dari sebuah Desa di Ponorogo yang dipercaya sebagai perwujudan pasangan nenek moyang yang diyakini dapat melindungi, menolong dan menyembuhkan berbagai penyakit, yang konon menurut cerita apabila ada yang sakit maka dengan mengambil sedikit dari bagian wajah patung tersebut dan serta diberi do’a ritual maka penyakit tersebut akan sembuh.

2. Barong Tengkok

Material : Wood, Skin

Skin Estimate : Early 20 Century

Origin : Lombok

Description : Barong Tengkok is a term for performing arts that are usually served in an event to accompany the bride and groom at a wedding or circumcision event, functioning as entertainment. The procession is in the form of a procession by carrying the bride and groom or being circumcised with a wooden horse.

(Indonesian Version)

Bahan: Kayu, Kulit

Perkiraan: Awal Abad ke-20

Asal: Lombok

Deskripsi: Barong Tengkok adalah Sebutan untuk seni pertunjukkan yang biasanya disuguhkan dalam suatu acara untuk mengiringi pengantin pada acara perkawinan atau acara Khitanan, berfungsi sebagai hiburan. Prosesinya berupa arak – arakan dengan mengusung calon pengantin atau yang dikhitan dengan kuda – kudaan kayu.

3. Dayak Iban Statue (Dayak Iban Statue)

Material : Wood

Estimate : Ca 17 Century

Origin : Kalimantan

Description : The Guardian Statue is usually placed in front of the traditional house to reject logs / statues of exorcising evil spirits such as plagues, disasters and disturbances of evil spirits.

(Indonesian Version)

Bahan: Kayu

Perkiraan: Sekitar Abad ke-17

Asal: Kalimantan

Deskripsi: Patung Penjaga yang biasa diletakkan di depan rumah adat untuk tolak balak / patung pengusir roh – roh jahat seperti wabah penyakit, petaka dan gangguan roh – roh jahat.

4. Mask Bird (Topeng Burung)

Material : Wood

Estimate : Ca Early 20 Century

Origin : Lampung, Southern of Sumatra

Description : The Bird Mask, which is depicted as a hornbill, is believed to be a bearer of blessings to farmers, at the start of rice planting, which is usually a ritual ceremony to ward off pests and disasters.

(Indonesian Version)

Bahan: Kayu

Perkiraan: Awal Abad ke-20

Asal: Lampung, Selatan Sumatra

Deskripsi: Topeng Burung yang digambarkan sebagai burung rangkok, dipercaya sebagai pembawa berkat bagi petani, saat dimulainya awal tanam padi, yang biasanya digelar acara ritual untuk mengusir hama dan bencana.

5. Letti Statue (Patung Letti)

Material : Stone

Estimate : CA 4th Century BCE

Origin : North Maluku, Indonesia

Description : Prehistoric statues left by ancient people used for media interacting with the realm of the dead/ancestors. This statue has blood spots around its body which indicates it was once used for worship rituals.

(Indonesian Version)

Material: Batu

Perkiraan: Sekitar Abad ke-4 SM

Asal: Maluku Utara, Indonesia

Deskripsi: Patung prasejarah peninggalan masyarakat purbakala yang digunakan untuk media berinteraksi dengan alam kematian/leluhur. Patung ini mempunyai bercak darah di sekitar bagian tubuhnya yang menandakan pernah digunakan untuk acara ritual penyembahan.

6. Tao-Tao Statue (Patung Tao-Tao)

Material : Wood

Estimate : CA 19th Century

Origin : Toraja Island

Description : The statue of the guardian of the Batu Lemo Toraja tomb. This statue is for nobles only. The word Tao in Toraja language means people, therefore Tao-Tao statues are carved to resemble people who died.

(Indonesian Version)

Bahan: Kayu

Perkiraan: Sekitar Abad ke-19

Asal: Pulau Toraja

Deskripsi: Patung penjaga makam Batu Lemo Toraja. Patung ini diperuntukkan bagi kaum Bangsawan saja. Kata Tao dalam bahasa Toraja berarti orang, oleh sebab itu patung Tao-Tao di pahat menyerupai orang yang meninggal.

7. Pustaha Lak-Lak

Material : Tree Bark

Estimate : Ca 19th Century

Origin : Batak, Sumatra

Description : An ancient holy book called Pustaha which comes from the Batak. Contains writings about traditional medical treatments, magic, about ways to ward off evil (poda), mantras and prayers for good things in order to achieve certain goals. Written in Batak script, it consists of lampak (cover) and Lak-lak (tree bark as a medium for writing). The cover of the book with a lizard-shaped motif that symbolizes Lord Baraspati in Tano. Pustaha is made of wood or layers of wood from the alim tree (Aquilaria Malaccensis). The ink comes from burnt lime and a mixture of the essence of sona and hake, as for the writing method using chicken feathers.

(Indonesian Version)

Bahan: Kulit Pohon

Perkiraan: Sekitar Abad ke-19

Asal: Batak, Sumatra

Deskripsi: Kitab suci kuno yang bernama Pustaha yang berasal dari Batak. Berisikan tulisan tentang cara perawatan medis secara tradisional, sihir, tentang cara untuk menangkal hal jahat (poda), mantra dan doa untuk hal yang baik agar dapat mencapai tujuan tertentu. Ditulis dalam aksara Batak, terdiri atas lampak (cover) dan Lak-lak (kulit pohon sebagai media untuk menulis). Sampul buku dengan motif bentuk kadal yang melambangkan Dewa Baraspati di Tano.Pustaha terbuat dari kayu atau lapisan kayu dari pohon alim (aquilaria Malaccensis) tintanya datang dari hasil kapur yang dibakar dan campuran dari esensi sona dan hake, adapun cara penulisannya menggunakan bulu ayam.

8. Sculpture Deer (Patung Rusa)

Material : Wood and Horn Deer

Estimate : Ca 19 Century

Origin : Yogyakarta

Description : The statue of a deer in the life of the Royal Palace is symbolized by alertness or vigilance against enemy threats, deer are also known to be agile, agile and fast, and do not leave their beauty/authority.

(Indonesian Version)

Bahan: Kayu dan Tanduk Rusa

Perkiraan: Sekitar Abad ke-19

Asal: Yogyakarta

Deskripsi: Patung rusa dalam kehidupan para Bangsawan Keraton dilambangkan kesiagaan atau kewaspadaan terhadap ancaman musuh, rusa juga dikenal lincah, gesit dan cepat, dan tidak meninggalkan keelokannya/kewibawaannya.

9. Tiger Mask (Topeng Harimau)

Material : Wood

Estimate : Early 20 Century

Origin : Cirebon

Description : The Macan mask, which is usually used for wayang orang dramas, acts as a forest guard creature and has a nature that likes to pounce on people who disturb his forest of power.

(Indonesian Version)

Bahan: Kayu

Perkiraan: Awal Abad ke-20

Asal: Cirebon

Deskripsi: Topeng Macan yang biasa digunakan untuk drama wayang orang, berperan sebagai makhluk penjaga hutan dan mempunyai sifat yang suka menerkam orang yang mengganggu hutan kekuasaannya.

10. Kalimantan Mask (Topeng Kalimantan)

Description: Kalimantan masks are used in traditional ceremonies in Kalimantan.

(Indonesian Version)

Deskripsi: Topeng Kalimantan digunakan pada upacara adat tradisional di Kalimantan.

The galleries at the Indonesian Heritage Museum are not just a place to view the collection, but also a means to learn more about and appreciate Indonesia’s rich culture. With artifacts representing diverse traditions and histories, the galleries give visitors the opportunity to understand the cultural journey that has shaped the nation’s identity. Each artwork and object on display invites us to appreciate our heritage, and inspires us to preserve and protect Indonesia’s cultural diversity for future generations.

(Indonesian Version)

Galeri di Indonesian Heritage Museum bukan hanya sekadar tempat untuk melihat koleksi, tetapi juga sebagai sarana untuk lebih mendalami dan menghargai kekayaan budaya Indonesia. Dengan berbagai artefak yang mewakili beragam tradisi dan sejarah, galeri ini memberikan pengunjung kesempatan untuk memahami perjalanan budaya yang telah membentuk identitas bangsa. Setiap karya seni dan objek yang dipamerkan mengajak kita untuk lebih menghargai warisan leluhur, serta menginspirasi kita untuk melestarikan dan menjaga keberagaman budaya Indonesia untuk generasi mendatang.